Titiek Soeharto memberikan semangat pada acara senam pagi yang dihadiri oleh ratusan warga di GOR Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Rabu, (20/12/2023).

Pada acara tersebut, Titiek Soeharto, putri dari Presiden ke-2 RI, HM Soeharto, turut serta mengenakan kaos putih dan bergabung dalam sesi senam pagi bersama warga setempat.

Kehadiran Titiek Soeharto di GOR Donokerto membuat suasana senam pagi menjadi lebih meriah. Dalam aksinya, calon legislatif (Caleg) DPR RI Dapil DIY Nomor Urut 01 dari Partai Gerindra ini terlihat akrab dan turut meramaikan gerakan senam bersama dengan seratusan warga, termasuk emak-emak dan perempuan muda setempat.

Senam pagi yang diadakan oleh warga Desa Donokerto merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Kegiatan ini menjadi wujud upaya aktif warga dalam merawat kesehatan melalui olahraga secara berkala.

Kedatangan Titiek Soeharto dalam acara senam di GOR Donokerto Turi Sleman menunjukkan dukungan pada inisiatif tersebut, serta upaya memasyarakatkan kegiatan olahraga. 

Titiek Soeharto secara langsung turut meramaikan acara dan memberikan dukungan positif pada upaya mengolahragakan masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Titiek Soeharto juga memberikan doorprize kepada peserta senam di GOR Donokerto. Doorprize yang disediakan meliputi kompor gas dan paket sembako, yang terdiri dari minyak goreng, gula, dan barang-barang lainnya.

Aksi pemberian doorprize ini dapat diartikan sebagai bentuk kepedulian Titiek Soeharto terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Titiek Soeharto mengingatkan kepada seluruh warga agar menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang. Ia juga menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk tetap semangat dan terus menjaga kesehatan bersama.

Setelah mengikuti sesi senam, Titiek Soeharto melanjutkan dengan meninjau stand produk UMKM yang dipamerkan di aula GOR Donokerto. Terlihat bahwa Titiek Soeharto tertarik dengan beberapa produk, di antaranya adalah sovenir berupa boneka Pak Tani yang terbuat dari daun kering pohon pisang.

Tidak hanya itu, Titiek Soeharto juga terlihat memborong sejumlah produk UMKM lainnya, termasuk makanan tradisional yang dipamerkan di GOR Donokerto Turi Sleman. Tindakan ini dapat diartikan sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap produk-produk lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah tersebut.

Titiek Soeharto tampak memborong beragam produk UMKM yang dipamerkan dalam rangka perayaan HUT ke-42 HARPI MELATI DIY, yang diadakan di Ndalem Sekarsuli Bantul, Yogyakarta. Produk-produk UMKM yang berhasil diborong oleh Titiek Soeharto meliputi batik, konde, dan aksesori sanggul dengan nilai pembelian mencapai jutaan rupiah.

Sebagai putri Cendana, Titiek Soeharto melakukan pembelian produk UMKM ini sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kepada para pelaku UMKM perempuan. Tindakan ini juga diartikan sebagai dukungan konkret terhadap pengembangan produk kreatif dalam negeri.

Dalam perhatiannya, Titiek Soeharto memilih untuk membeli sejumlah produk aksesori sanggul, termasuk mentul, sisir gold, dan nikel. Tindakan ini menunjukkan kepeduliannya terhadap industri UMKM dan upaya untuk mendukung perkembangan produk kreatif dalam skala lokal.

Titiek Soeharto tidak hanya memborong aksesori sanggul, namun juga membeli dua lembar kain batik tulis, di antaranya yang memiliki motif purbanegara garuda.
Selain itu, Titiek Soeharto juga memutuskan untuk membeli berbagai macam konde sebagai buah tangan untuk para kerabatnya.

Dalam konteks ini, Titiek Soeharto memberikan apresiasi kepada HARPI MELATI DIY karena telah konsisten dalam menjaga dan melestarikan seni tata rias pengantin adat Jawa sesuai dengan tradisi yang berlaku.

Sebagai seorang calon legislatif dari Daerah Pemilihan DIY dengan Nomor Urut 01 dari Partai Gerindra, ia menekankan bahwa seluruh anggota HARPI MELATI DIY layak diapresiasi karena mereka tidak hanya menjaga kearifan lokal tetapi juga berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian masyarakat melalui industri kreatif.

Titiek Soeharto juga mengungkapkan salutnya terhadap semangat gotong-royong yang terlihat di antara anggota HARPI MELATI DIY. Ia mencatat bahwa, meskipun biasanya para perias bersaing, namun di HARPI MELATI DIY, semangat berbagi order dan gotong-royong justru menjadi pemandangan yang luar biasa.

Titiek Soeharto mengungkapkan harapannya agar anggota HARPI MELATI DIY dapat tetap solid dalam menjaga semangat gotong-royong dan terus melestarikan tradisi yang telah menjadi ciri khas mereka.

Perayaan HUT ke-42 HARPI MELATI DIY dilaksanakan dengan meriah, melibatkan berbagai acara hiburan dan momen simbolik seperti potong tumpeng. Acara ini dihelat di Ndalem Sekarsuli Bantul, Yogyakarta, pada Selasa, 19 Desember 2023.

Selain Titiek Soeharto, acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPD HARPI MELATI DIY, Hj Liestiyani Sintawati SH, para Ketua DPC dari berbagai Kabupaten/Kota, anggota, dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Keberadaan tokoh-tokoh seperti Titiek Soeharto di acara tersebut memberikan dukungan dan apresiasi yang kuat terhadap peran serta HARPI MELATI DIY dalam melestarikan tradisi dan memajukan industri kreatif.

Konsistensi Siti Hediati Soeharto SE, yang akrab disapa Titiek Soeharto, dalam bidang pertanian terus berlanjut seperti bola salju, dengan memberikan motivasi kepada para petani di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Sleman, dan Kabupaten Gunungkidul. Kehadiran Titiek Soeharto sangat dinantikan dan meninggalkan kesan baik di hati masyarakat.

Salah satu contoh kegiatan yang mencerminkan konsistensi ini terjadi di Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, khususnya di Omah Bu Kardi di Padukuhan Seworan, Kalurahan Triharjo.

Titiek Soeharto bersama para petani dan Kelompok Wanita Tani (KWT) melakukan penanaman padi dan tanaman hortikultura di lahan "surjan" pada Sabtu, 16 Desember 2023.

Sistem pertanian "surjan" merupakan metode penanaman yang ditandai oleh perbedaan tinggi permukaan bidang tanam pada suatu lahan. Dalam pelaksanaannya, sebagian tanah lapisan atas diambil atau digali, kemudian digunakan untuk meninggikan bidang tanah di sampingnya secara memanjang, sehingga membentuk "surjan".

Para petani di Pulau Jawa menyebut sistem tanam ini dengan sebutan "Surjan" karena mirip dengan pola lurik pada baju Surjan yang bergaris-garis. Bagian atas lahan disebut guludan, ditanami dengan palawija (jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan umbi-umbian), hortikultura, buah-buahan, dan tanaman perkebunan, sementara bagian bawah lahan (ledokan/tabukan) ditanami padi sawah.

Dalam kesempatan tersebut, Titiek Soeharto melakukan penanaman padi dan hortikultura menggunakan sistem surjan, didampingi oleh para ketua poktan dan ketua KWT setempat.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 14.45 WIB tersebut mendapatkan apresiasi tinggi dari para peserta serta warga setempat. 

Setelah melakukan penanaman, Titiek Soeharto melanjutkan dengan memberikan sambutan sekaligus melakukan kampanye terkait pencalonannya sebagai wakil masyarakat DIY di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta.

Dari pantauan Opinijogja.com, kedekatan masyarakat Wates, Kulon Progo, dengan Titiek Soeharto sangat terasa. Selain melakukan penanaman padi dan tanaman hortikultura, Titiek Soeharto juga mengunjungi pasar tani dan berdialog dengan para petani di Kalurahan Triharjo, Wates, Kulon Progo. 

Di penghujung acara, tidak lupa Titiek Soeharto memberikan semangat kepada para petani agar tetap melanjutkan kegiatan bercocok tanam dan mengajarkan cara bercocok tanam kepada generasi muda.

Titiek Soeharto mengadakan acara menonton bersama debat terakhir calon presiden di Jalan Taman Siswa, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta pada Minggu (4/2).

Meskipun turun hujan saat acara berlangsung, acara menonton tersebut tetap berlangsung meriah karena dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat. Masyarakat setempat dengan antusias mengisi setiap kursi yang telah disediakan oleh panitia.

Selain warga sekitar, acara menonton debat calon presiden yang diadakan oleh Titiek Soeharto juga dihadiri oleh calon anggota DPRD Kabupaten dan Provinsi dari Partai Gerindra dari berbagai Dapil di DIY.

Debat calon presiden yang diselenggarakan oleh KPU kali ini mengangkat tema Pendidikan, Kebudayaan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, Kesejahteraan Sosial, dan Inklusi. Brigjen Gatot Murdiantoro, Ketua TAP Gerindra, juga turut serta dalam acara tersebut.

Acara menonton debat capres di Mergangsan tersebut bertujuan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman politik kepada masyarakat.

Tema debat tersebut menarik karena secara langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

Visi-misi terkait tema tersebut disampaikan oleh ketiga calon presiden: Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Anies Baswedan, capres nomor urut 1, mengusung gagasan tentang pendidikan dengan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan mendanai penelitian.

Prabowo Subianto, capres nomor urut 2, membahas gagasan kesehatan dan kesejahteraan sosial dengan memberikan layanan tambahan kepada masyarakat seperti makan siang dan susu gratis, memberikan beasiswa untuk calon dokter, serta membangun fasilitas kesehatan modern di setiap desa.

Ganjar Pranowo, calon presiden nomor 3, menyoroti kesejahteraan disabilitas dengan menekankan pentingnya kehadiran negara bagi kelompok tersebut.

Meskipun hujan turun, kegiatan menonton debat calon presiden yang diadakan oleh Titiek Soeharto berlangsung dengan tertib dan lancar. Melalui acara tersebut, masyarakat diharapkan dapat memilih presiden yang sesuai dengan hati nurani dan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, teknologi informasi, dan ketenagakerjaan.